Setelah kami meluncurkan buku Ahlul Bait dan Sahabat, masih ada satu pembahasan di dalam buku itu yang memerlukan perhatian dan penjelasan, yaitu al-Quran dan Ahlul Bait, sebab pembahasan ini terkait langsung dengan agama kita dan menjadi titik persimpangan antara ahlussunnah dan Syiah.
Syiah yang dimaksud di sini adalah Syiah Imamiyyah Itsnay Asyariyyah, Ja’fariyyah, Rafidhah, Khumayniyyah, Shafawiyyah Iraniyyah, yang di Indonesia juga menggunakan nama Ahlul Bait untuk mengelabui umat Islam. Sehingga ormas mereka tidak disebut Syiah Indonesia atau Ikatan Syiah Indonesia, tetapi Ahlul Bait Indonesia (ABI) dan Ikatan Ahlul Bait Indonesia (IJABI). Atau mereka menyebut ajarannya dengan nama madzhab Ja’fari atau Madzhab Ahlul Bait. Maka kita perlu menyadarkan masyarakat agar tidak tertipu oleh jebakan Syiah Indonesia yang tidak lain Syiah Khumaini atau Rafidhah yang menolak, membenci dan melaknat sahabat Abu Bakar, Umar, Utsman dan para sahabat lain serta para istri Nabi khususnya Sayyidah Aisyah dan Hafsah.
Sungguh ulama Syiah berkeyakinan bahwa mereka adalah pengikut Tsaqalain, yaitu al-Qur`an dan Ahlul Bait, sedangkan ahlussunnah bukanlah kelompok yang mengikuti tsaqalain, dan tidak mengikuti madzhab Ahlul Bait bahkan –menurut mereka- mengikuti musuh-musuh Ahlul Bait. Yang dimaksud musuh-musuh Ahlul Bait oleh orang Syiah tentu saja Abu Bakar, Umar, Usman, dan seluruh sahabat yang berbaiat kepada para khalifah sebelum khalifah Ali, sebab menurut akidah Syiah, imam yang ditunjuk langsung dan diangkat langsung oleh Rasulullah SAW yang ma’shum, yang membawa al-Qur`an dan mengetahui tafsir al-Qur’an adalah Imam Ali secara langsung, dan telah dinobatkan sebagai khalifah Rasulillah SAW di Ghadir Khum dan dibaiat oleh seluruh sahabat, namun akhirnya para sahabat itu berkhianat.
Orang Syiah berkeyakinan bahwa dengan membaiat Abu Bakar sebagai Khalifah berarti semua telah murtad, sebab telah berkhianat kepada Allah dan Rasul-Nya dan telah menzhalimi hak Ahlul Bait. Maka di kitab-kitab dan di buku-buku Syiah banyak dijelaskan bahwa tidak mengetahui atau tidak mengakui salah satu imam Syiah yang dua belas itu kafir, dan matinya mati jahiliyah, Islamnya tidak bermanfaat; mau terus islam atau mau murtad terserah, sama saja! Bahkan seandainya sujud terus kepada Allah sepanjang umurnya hingga lehernya patah, maka tidak diterima oleh Allah hingga beriman kepada wilayah Ahlul Bait!
Ringkasnya, orang Syiah Itsna Asyariyyah (Rafidhah) adalah orang yang dikenal dengan dua bid’ah utama dari bid’ah-bid’ah Sabaiyyah (kelompok Abdullah bin Saba` al-Yahudi):
1. Al-Wala` (al-Tasyayyu’): mencintai Ahlul Bait, mengunggulkan Ahlul Bait dan menolong Ahlul Bait. Mereka menjadikan cinta Ahlul Bait sebagai syiar agama mereka, kemudian bersikap ghuluw (berlebihan) kepada Ahlul Bait, khususnya Imam Ali dan keturunan imam Husain, sehingga mereka tidak lagi berada di atas madzhab Ahlul Bait, namun bersuara lantang mengklaim sebagai “pewaris Ahlul Baitâ€, dan mengklaim Ahlul Bait sebagai penerima mandat wasiat untuk menjadi pemimpin setelah Nabi SAW.
2. Al-Bara` (al-Rafdh): berlepas diri dan membenci orang yang dianggap musuh ahlubait, menzhalimi dan mengkhianati Ahlul Bait. Mereka menolak ketiga khalifah sebelum Ali, yang akibatnya Syiah menolak riwayat para sahabat besar itu (baik Mushhaf Usmani maupun hadits-hadits para sahabat Nabi SAW). Karena inilah mereka disebut Rafidhah sebab memiliki bid’ah al-rafdh (menolak Abu Bakar dan Umar, dan menolak orang-orang yang berbaiat kepada keduanya dan yang mencintai keduanya termasuk Imam Zaid bin Ali dan Husain).
Kedua bid’ah ini sebenarnya adalah warisan dari Abdullah bin Saba` al-Yahudi, yang kemudian dikembangkan oleh Sabaiyah, hingga diikuti oleh Khumaini, lalu tersebar melalui tulisan-tulisannya dan melalui proyek “Perencanaan 50 tahun untuk mengekspor revolusi Iran†yang akhirnya sampai ke Indonesia sekarang ini dan kini sudash memasuki fase ke-4 (34 tahun dari 50 tahun yang direncanakan).
Di antara hadits yang paling popular dan dijadikan andalan Syiah untuk membenarkan kebid’ahan “al-wala` dan al-bara`†tadi atau kebid’ahan “khilafah dan imamah†versi Imamiyyah adalah hadits Tsaqalain yang diklaim berbunyi “Kitabullah wa ‘Itratiâ€, yaitu ikutilah Kitab Allah dan Keluargaku.
Sementara itu, Syiah juga mengatakan bahwa hadits yang berbunyi “Kitabullah wa sunnati atau wa ashhabi†adalah palsu atau maknanya adalah sunnah yang ada pada ahlubaitku, atau sebagian sahabatku.
Benarkan demikian?
Benarkah hadits Tsaqalain yang dimaksud oleh Syiah?
Apa yang menjadi sebab kelemahan hadits Tsaqalain tersebut?
Seberapa pentingkah hadits Tsaqalain bagi Syiah?
Adakah hadits Tsaqalain yang diriwayatkan oleh Syiah imami?
Apa kriteria hadits shahih menurut Syiah?
Apa pengertian al-‘itrah menurut para ulama?
Di manakah letak kesalahan Syiah dalam berpegangan dengan hadits Tsaqalain?
Apakah hadits Tsaqalain bermacam-macam redaksi dan kedudukannya?
Benarkah Nabi SAW menyampaikan hadits Tsaqalain di banyak tempat dan kesempatan?
Apakah di dalam hadits Tsaqalain terdapat dalil bagi Imamah Syiah?
Bagaimanakah para ulama ahli Hadits dan Ahlussunnah seperti Syaikhul Islam Ibn Taimiyah, Allamah Abdul Aziz bin Waliyyullah Abdurrahim al-Dahlawi, Imam Mahmud Syukri Al-Alusi, dan Syekh Dr. Ali al-Salus, serta Syaikh al-Albani dalam mendudukkan hadits Tsaqalain?
Apa arti dan makna dari istilah Tsaqalain menurut para ulama semisal Ibnu Qudamah, al-Amidi, Ibnu Hajar al-Haitami, Al-Mulla Ali Qari, Al-Munawi dll?
Bagaimanakah pemahaman yang benar dan utuh?
Apakah Syiah mengamalkan isi hadits Tsaqalain?
Apakah Syiah mencintai dan mengikuti Ahlul Bait?
Mengapa Syiah meyakini al-Qur`an ini muharraf?
Apa kaitan hadits Tsaqalain dengan Hadits Ghadir Khum?
Apakah hadits Ghadir Khum menunjukkan imamah Ali t?
Apakah hadits “al-Qur`an (Kitabullah) dan sunnahku†juga shahih menurut Syiah?
Apakah gerakan Rafidhah murni karena cinta Ahlul Bait ataukah karena Rasisme Persia?
Insyaallah, dalam buku kecil ini akan dijawab semua pertanyaan ini.
______________________________
Informasi & Pemesanan:
SMS/ WhatsApp
081231338889 Bpk. Farid Baarya
(jam kerja pukul 08:00 s/d 16:00 WIB)
Be the first to comment on "Telah Terbit Buku "Al-Quran & Ahlul Bait""